
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq saat meninjau lokasi pengelolaan sampah terpadu di Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (22 Februari 2025)
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menginformasikan bahwa kementeriannya telah melakukan pembahasan dengan berbagai pihak untuk menjajaki potensi kerja sama pendanaan pengadaan teknologi pengelolaan sampah.
Saat meninjau lokasi pengelolaan sampah terpadu di Cimahi, Jawa Barat, Sabtu, Nurofiq mengatakan, kementeriannya telah membahas kerja sama tersebut dengan perwakilan dari Korea Selatan, Jepang, Denmark, dan terakhir Norwegia.
Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup juga telah membahas dukungan pendanaan pengelolaan sampah di Indonesia dengan United Nations Environment Programme (UNEP).
Salah satu rencana yang tengah dipertimbangkan adalah pemanfaatan mekanisme nilai ekonomi karbon.
“Kita akan lakukan mekanisme joint crediting, jadi kita bayar lewat kredit karbon. Ini sedang kita kejar, tapi masalahnya (sampah) tidak akan selesai begitu saja,” katanya.
Ia menegaskan, pengelolaan sampah dengan teknologi menjadi keniscayaan, di samping pengurangan sampah yang dilakukan di tingkat hulu, yakni di rumah tangga dengan memilah sampah.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya peran off-taker, atau mereka yang membeli produk akhir dari teknologi pengelolaan sampah, seperti bahan bakar turunan sampah (RDF) dari plastik.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup, volume timbulan sampah yang dilaporkan oleh 278 kabupaten dan kota secara nasional mencapai 29,3 juta ton pada tahun 2024.