Emiten operator telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) terpantau berbalik arah ke zona merah pada perdagangan sesi I Senin (14/10/2024), setelah sempat melesat nyaris 2% pada pembukaan sesi I hari ini pasca pemecahan saham yang sudah berlaku hari ini.
Per pukul 10:10 WIB, saham ISAT merosot 1,15% ke posisi harga Rp 2.570/unit. Saham ISAT sempat melesat 1,92% ke posisi Rp 2.650/unit pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini.
Saham ISAT sudah ditransaksikan sebanyak 1.912 kali dengan volume sebesar 4,39 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 11,42 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 82,88 triliun.
Hingga pukul 10:10 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 2.500/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 3.782 lot atau sekitar Rp 945 juta.
Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 2.650/unit, menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 2.471 lot atau sekitar Rp 655 juta.
Pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, saham ISAT sempat melesat 1,92% ke posisi Rp 2.650/unit. Namun selang satu jam kemudian, saham ISAT berbalik arah ke zona merah.
Saham ISAT per sesi I hari ini mulai berlaku harga baru pasca pemecahan saham atau stock split, dengan rasio 1:4.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan bahwa harga saham ISAT pada saat akhir cum di pasar reguler dengan nilai nominal lama tanggal 11 Oktober 2024, tercatat pada harga Rp 10.400/unit.
Karena itu, harga teoretis saham Indosat (ISAT) yang dicantumkan di JATS untuk pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 14 Oktober 2024 disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp 2.600/unit. Tetapi di awal perdagangan sesi I hari ini, saham ISAT sempat melesat hingga posisi Rp 2.650/unit.
Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) sendiri melakukan stock split dengan rasio 1:4 melalui persetujuan dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Selasa (24/9/2024) lalu.
Stock split dilakukan untuk seluruh saham seri B, yang akan mengubah nilai nominal dari Rp 100 per saham menjadi Rp 25 per saham, sementara nilai nominal saham seri A tetap sama.
Dengan demikian, jumlah saham seri B yang tercatat akan meningkat secara signifikan dari 8.062.702.740 saham menjadi 32.250.810.957 saham, sehingga meningkatkan aksesibilitas dan likuiditas pasar.
Presiden Direktur ISAT, Vikram Sinha mengatakan langkah perseroan melakukan aksi korporasi tersebut karena adanya peluang minat investor yang tinggi.
“Kami mendapatkan banyak permintaan dan terutama alasan aksi korporasi ini adalah untuk memungkinkan lebih banyak investor ritel dan investor muda. Kami ingin mereka menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami.
Jadi ini adalah salah satunya,” ujarnya dalam acara CNBC Indonesia Power Lunch, Kamis (10/10/2024).
Selain itu, melalui stock split saham diharapkan dapat meningkatkan likuiditas di pasar modal khususnya investor ritel.
“Setiap kali saya bertemu dengan para analis investor, ini adalah salah satu permintaan yang datang dari mereka dan transaksi ini akan memungkinkannya,” ucapnya.
“Dan pastinya, Anda tahu, ini juga akan membantu perusahaan. Kami ingin memastikan bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang menjadi bagian dari kisah pertumbuhan kami, perjalanan pertumbuhan Indosat secara keseluruhan,” lanjutnya.
Menurutnya, pasca merger ISAT konsisten untuk terus mengejar pertumbuhan. Hal itu tercermin dari kinerja selama 10 kuartal terakhir, dengan capaian pendapatan yang mendekati dua digit.
“Jadi, secara keseluruhan, angka-angka berbicara dengan sendirinya. Kami telah memiliki kinerja yang baik,” imbuhnya.