PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) senantiasa menunjukkan komitmennya dalam mendorong sektor properti lebih keberlanjutan di Indonesia. Dengan fokus terhadap pembiayaan hunian, BTN berkomitmen untuk menciptakan ekosistem properti yang jauh lebih hijau.
Untuk itu, dalam upaya pengurangan polusi udara dan emisi karbon, BTN memberikan bantuan bibit pohon secara konsisten di perumahan yang dibiayai oleh BTN. Penanaman pohon telah dilakukan lebih dari 15.000 pohon pada berbagai kota di Indonesia.
Adapun penghijauan tersebut dilakukan di Perumahan Malang, Surabaya Bukit Darmo, Palembang, Solo, Pangkal Pinang, Jakarta, Pare Pare, Bandar Lampung, Tangerang, Cimahi, Malang, Tasikmalaya, Makassar, Bogor, dan Pontianak. Dalam hal ini, BTN memberikan bantuan bibit pohon yang diharapkan dapat meningkatkan area hijau di perumahan sehingga membuat perumahan menjadi lebih asri dan menjadi hunian yang lebih nyaman.
Dengan begitu, diharapkan kualitas hunian dalam suatu perumahan menjadi meningkat dan mengurangi emisi gas rumah kaca serta pengurangan polusi udara. Ini mengingat, BTN memahami pentingnya keberlanjutan dalam mengembangkan sektor properti.
Sebagai contoh, BTN Kantor Cabang Bogor, menanam 1809 pohon, BTN Kantor Cabang Semarang menyediakan 1319 batang pohon berupa pucuk merah, mangga, tabebuya dan mahoni dalam rangka Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). “Program ini bekerjasama dengan pengembang, khususnya perumahan bersubsidi karena kami menilai dengan program satu rumah satu pohon dapat mendorong penghijauan yang lebih luas lagi,” kata Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu.
Selain penghijauan, BTN juga mengemban misi untuk menggaungkan rumah rendah emisi, Pada tahun 2024, BTN mendorong 1000 unit rumah untuk menggunakan minimal 10% eco friendly material dan 150.000 unit rumah sampai dengan tahun 2029.
“Tidak hanya itu, BTN juga mendorong developer menerapkan implementasi efisiensi energi, air dan pengelolaan sampah sehingga mampu memberikan hunian layak dan hijau,” kata Nixon. Saat ini, sebanyak 8 pengembang yang menyampaikan komitmennya untuk menggunakan bahan eco-friendly.
Selain penggunaan material eco-friendly, pengembang kategori rumah rendah emisi juga harus memastikan sejumlah standar dalam hal pemakaian energi, air dan manajemen pengelolaan sampah hingga pengurangan polusi. “Kami percaya, hunian layak, sehat dan ramah lingkungan akan meningkatkan kualitas hidup manusia yang tinggal di dalamnya,” ujar Nixon.
Berdasarkan Buku Laporan Keuangan Berkelanjutan BTN, Perseroan terus berupaya menggali solusi inovatif yang tidak hanya memacu roda pembangunan, tetapi juga mengintegrasikan pemenuhan kepentingan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
“Tumbuh Berkelanjutan” bagi Perseroan bukan hanya sebuah istilah, melainkan sebuah komitmen integral untuk menjalankan operasional dan aktivitas keuangan dengan memperhatikan dampak positif jangka panjang pada ekonomi, masyarakat, dan lingkungan.
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dalam pandangan Perseroan, tidak hanya mencakup pencapaian target finansial, melainkan juga berakar pada prinsip-prinsip keberlanjutan, termasuk environmental, social, and governance (ESG).
Perseroan menjadikan prinsip-prinsip keuangan berkelanjutan dan ESG sebagai pilar utama untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. Prinsip ESG diwujudkan melalui pengembangan kerangka kerja, strategi dan peta jalan ESG.
Dengan implementasi ESG, Perseroan dapat lebih sistematis memasukkan faktor-faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam mendukung inisiatif perumahan yang ramah lingkungan, portofolio pembiayaan yang sejalan dengan kategori kegiatan usaha berkelanjutan dan memastikan inklusi keuangan untuk masyarakat yang lebih luas.